An Experiment: 'Art & Design'
An Experiment: 'Art & Design'
Saat duduk di semester satu perkuliahan, saya mendapat sebuah mata kuliah yang berjudul Fontography. Singkat kata, saya mendapatkan pengetahuan mengenai font dan hal-hal lain yang bersangkutan dengannya. Menjelang ujian akhir semester, mahasiswa diberikan tugas yang sekaligus menjadi nilai UAS yaitu eksplorasi font dan typeface dengan berbagai bentuk, bebas sesuai keinginan masing-masing mahasiswa (dengan persetujuan/acc dari dosen, tentunya). Kontennya berupa sebuah quote tentang seni dan desain. Saya yang ingin 'ngide', bermaksud untuk membuat karya dengan gaya yang berbeda. Terinspirasi dari kecintaan saya akan lampu, Olivia Steele dan kegemaran saya akan neon art, lahirlah karya ini.
- Judul: Art & Design
- Oleh: Patricia Emanuelle
- Tahun: 2016
- In frame: F.X. Senna
- Media:
- proyeksi dari LCD proyektor (tanpa layar)
- foto portrait
Dalam eksperimen ini, saya hendak menyampaikan sebuah pesan mengenai kenyataan yang ada di dalam dunia seni dan desain. Pertama, saya memilih sebuah kutipan dari John Maeda yang saya temukan di website quotesondesign.com. Menurut saya, perkataan Maeda ini sesuai dengan kenyataan yang ada dalam dunia desain dan seni. Desain dapat menghadirkan solusi untuk sebuah masalah, sementara seni muncul untuk mempertanyakan permasalahan yang ada. Saya memilih typeface Helvetica karena typeface ini umum, dapat digunakan dalam bermacam-macam keperluan dengan konteks dan target audiens yang berbeda-beda. Mulai dari headline, caption, advertisement, subtitle film, title, dan banyak keperluan penulisan dapat menggunakan typeface ini. Maka dari itu, masyarakat sudah tidak begitu asing untuk melihat typeface Helvetica dimana-mana, sama seperti manusia yang sudah tidak asing lagi melihat desain dan seni dalam kehidupan mereka sehari-hari; sesuatu yang ‘umum’ namun bisa tampil unik dan berbeda secara individual. Typeface Helvetica adalah representasi dari common things yang dapat terlihat biasa namun bisa juga ditampilkan berbeda, misalnya dengan diberi warna yang mencolok.
Desain dan seni adalah dua hal yang serupa tapi tak sama. Kadang mereka dapat berada di kutub yang berbeda. Maka dari itu, untuk kata ‘design’ saya warnai biru dan ‘art’ saya warnai merah untuk menandakan perbedaan yang mencolok, seumpama cold and warm. Sesuai dengan definisi desain sebagai pemecah masalah, maka warna biru cocok untuk menyampaikan rasa ketenangan yang dihasilkan setelah menemukan solusi untuk sebuah masalah atau setelah masalah berhasil dipecahkan. Warna merah pada ‘art’ pun menggambarkan gairah dan keberanian untuk mempertanyakan masalah yang sedang dihadapi. Sedang warna background dari layar adalah magenta yang tingkat kekontrasannya berbeda-beda adalah sebuah representasi dari penggabungan cold and warm, biru dan merah yang menghasilkan warna ungu (violet), namun karena dicampur oleh cahaya yang kuat maka saturasinya tidak sekuat ungu (violet) lagi dan menjadi warna magenta. Warna magenta seolah menjadi titik tengah dari pertemuan dua kutub yang berbeda.
Kedua, pemilihan media dengan menampilkan proyeksi dari LCD proyektor adalah untuk menambah nilai estetika dalam karya ini. Terlebih lagi saya terinspirasi dari karya yang didominasi oleh kegelapan dan memiliki center of interest berupa objek yang bercahaya, stand out dengan warna-warni yang vibrant, menimbulkan efek ‘glowing’, semacam karya-karya dari Olivia Steele yang kebanyakan adalah neon art. Ketiga, penempatan model manusia menjadi objek bermaksud untuk merepresentasikan manusia yang adalah pembuat, pelaku, dan penikmat dari desain dan seni itu sendiri. Seluruh karya ini seakan menggambarkan komposisi yang seimbang mengenai seni, desain, dan manusia sebagai motor penggerak dari sebuah siklus yang tidak akan pernah berhenti; masalah dan solusi.
Comments
Post a Comment